Diskusi Terbuka Mengenai Isu Papua

Avatar photo

JAKARTA, JEJAKPOS.ID – Sejumlah mahasiswa Papua mengadakan diskusi terbuka mengenai isu-isu yang terjadi di Papua. Fokus utama dari diskusi ini adalah persoalan yang dihadapi oleh rakyat Papua, khususnya terkait keberadaan PT Freeport Indonesia. Para peserta sepakat bahwa isu Freeport bukan hanya sekadar masalah ekonomi, melainkan juga menyangkut akar konflik struktural, perampasan ruang hidup masyarakat, serta pemusnahan etnis Papua secara perlahan namun sistematis.

Simbol Kolonialisme Modern

PT Freeport telah menjadi simbol dari kolonialisme modern, di mana kekayaan alam Papua dieksploitasi demi kepentingan segelintir elite dan korporasi. Sementara itu, rakyat Papua terjebak dalam kondisi keterasingan, kemiskinan, dan ketakutan. Aktivitas tambang tidak hanya berdampak negatif terhadap lingkungan tetapi juga menghilangkan sumber penghidupan masyarakat adat serta memperparah konflik sosial yang sudah ada.

Kehadiran militer yang sering kali dilegitimasi untuk menjaga investasi menambah deretan panjang kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga sipil di Papua. Meskipun pemerintah dan beberapa pihak memandang kehadiran Freeport sebagai “berkat” karena kontribusinya terhadap pendapatan daerah dan penciptaan lapangan kerja, kenyataannya keuntungan tersebut tidak sebanding dengan kerusakan lingkungan serta penderitaan yang dialami oleh rakyat Papua.

Tuntutan Utama Hasil Diskusi

Berdasarkan hasil diskusi tersebut, beberapa tuntutan utama disampaikan:

  1. Tutup Freeport sebagai simbol eksploitasi dan penindasan rakyat Papua.
  2. Tarik militer dari Tanah Papua karena keberadaannya menciptakan ketakutan dan kekerasan.
  3. Hentikan penggusuran serta perampasan tanah atas nama pembangunan dan investasi.
  4. Tegaskan bahwa Papua bukan tanah kosong; terdapat manusia, budaya, sejarah, serta hak untuk hidup dengan bermartabat.
  5. Berikan hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua sebagai solusi demokratis atas konflik berkepanjangan.

Ajakan untuk Solidaritas

Dengan ini kami mengajak seluruh mahasiswa dan rakyat Indonesia untuk membuka mata serta hati terhadap realitas yang terjadi di Papua saat ini. Solidaritas merupakan bentuk keberpihakan paling nyata; suara kita hari ini akan menentukan masa depan yang lebih adil bagi rakyat Papuan Barat.

Diskusi ini menjadi momentum penting dalam memperjuangkan keadilan sosial bagi masyarakat adat di Tanah Papua sekaligus menegaskan komitmen bersama untuk menghentikan segala bentuk eksploitasi yang merugikan mereka secara sistematis selama bertahun-tahun lamanya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *