Jakarta, Jejakpos.id – Regulasi mengenai rokok dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Produk Tembakau dan Rokok Elektronik sudah lebih baik bila dibandingkan dengan PP Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
Kemudian progres yang cukup baik adalah tentang perbatasan penjualan. Tadinya di PP sebelumnya, cuman nggak hanya tidak boleh menjual saja. Tapi PP kali ini karena sasarannya adalah untuk melindungi anak, maka tidak boleh menjual pada anak-anak.
Menurut Kementerian PPPA, setiap orang di Indonesia itu setidaknya 8 jam waktunya adalah di sekolah. Jadi sekolah itu adalah rumah kedua dari anak-anak kita.
“Jadi saya kira kalau pendekatannya adalah sekolah atau komunitas sekolah, itu adalah strategi yang cukup baik. Jadi apapun itu, walaupun belum cukup sempurna, belum mencukupi,” ujarnya.
Jika dibandingkan dengan yang dilakukan di negara-negara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang sudah cukup penuh pengaruhannya. Paling tidak PP 28/2024 sudah on the track. Tinggal dilihat 2-5 tahun implementasinya.
Karena PP yang sekarang kalau ini bisa diimplementasikan, dan kita bandingkan dengan regulasi ini, kita berharap tujuan dari hadirnya PP ini harusnya tercapai.
Pada Pasal 430 PP 28/2024 memiliki tujuan pengamanan dan adiktif kehidupan, menurunkan revitalisasi rokok, dan mencegah rokok pemula. Dibandingkan dengan PP sebelumnya, PP 28/2024 lebih fokus kepada pencegahan rokok pemula.
“Makanya salah satu yang menurut saya yang mengembirakan di PP ini adalah ketika memasukkan tujuannya itu adalah mencegah rokok pemula,” pungkasnya.