“Saya juga tidak tahu pada penyebabnya. Awalnya empat kambing yang sakit mata, berselang dua hari sudah 10 kambing yang terjangkit. Sekarang sudah ada 23 ekor yang kena,” ucapnya di kawasan peternakan kambing Gawalise, Palu, pada Selasa (11/6/2024).
“Sakit mata begitu, tapi semua kambing itu aktif. Kita bisa lihat sendiri, kambing ini masih lari-lari di kandang. Makanya saya juga bingung, penyakit seperti apa ini,” ujarnya.
Setelah terserang penyakit mata ini, Aziz hanya memberikan perawatan seadanya terhadap hewan ternaknya tersebut.
“Tidak ada penanganan khusus, cuman setiap hari mata-mata kambing itu saya bersihkan dengan air hangat. Ada perubahan, cuman belum sembuh total,” ucapnya.
Aziz akui, karena terserang penyakit mata ini, ia tidak bisa menjualnya ke pasar hewan.
“Rugilah, apa lagi ini momennya. Apa lagi harga kambing sekarang lagi mahal di pasar,” sambungnya.
Peternak lainnya, Rauf, mengatakan karena 30 ekor kambing miliknya mengidap penyakit mata, sehingga tidak bisa dijual sebelum hari raya Idul Adha.
“Bagaimana mau dijual kalau sakit. Kambing yang dikurban itu kan harus sehat. Mana mau laku kalau sakit begini. Rugi sudah pasti,” ujarnya.
Rauf memberikan penjelasan, jika per ekor kambing besar dijual Rp3,5 juta di pasar hewan. Diabisa merugi hingga Rp500 ribu per ekor.
“Kambing besar harga di kandang Rp3 juta. Di pasar Rp3,5 juta. Karena penyakit ini kan tidak bisa dijual. Pasti rugi,” katanya.
“Menjangkit ini penyakit mata. Tapi alhamdulillah sudah ada beberapa ekor yang sembuh karena rutin dibersihkan matanya,”
Rauf memprediksikan penyakit mata yang menyerang kambingnya karena dipengaruhi oleh debu kandang.
“Ini cuman saya prediksi, kemungkinan karena debu di kandang. Apa kandang saya ada berlantai tanah dan berlantai pasir. Memang berdebu,” jelasnya.
meskipun begitu, Rauf akan meminta bantuan dokter hewan untuk memastikan penyakit mata yang menyerang puluhan kambingnya.
“Sekarang kambing yang sakit dipisahkan dengan kambing yang sehat, biar tidak semakin banyak yang sakit,” pungkasnya.