Jakarta, Jejakpos.id – Pemerintah Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menginvatkan seluruh desa untuk waspada terhadap potensi kekeringan akibat dampak musim kemarau. Beberapa desa di wilayah ini merupakan wilayah yang notabene langganan kekeringan.
Camat Mande, Epi Rusmana mengaku, sudah mengantisipasi potensi prediksi musim kemarau panjang tahun ini. Epi menyebutkan sedari awal sudah mengumpulkan para kepala desa untuk bahas terkait potensinya.
“Kita komunikasi dan koordinasi dengan para kepala desa bagaimana kalau memang terjadi kemarau panjang. Alhamdulillah disepakati antisipasinya kita upayakan memaksimalkan ketahanan pangan,” kata Epi, pada Senin (17/6/2024).
Epi mengatakan, potensi yang ditimbulkan akibat dampak kemarau panjang yaitu krisis air serta kebakaran hutan dan lahan.
Potensi krisis air tidak hanya menimbulkan dampak terhadap kebutuhan sehari-hari masyarakat, namun juga ketersediaan air bagi lahan pertanian.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan balai pertanian untuk antisipasi sejak dini,” ujarnya.
Selain terus mengimbau berbagai upaya antisipasi dini, Epi juga memperketat monitoring lapangan dengan tujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan kondisi stok air di masyarakat maupun di lahan persawahan.
“Bahkan kami pun sudah mengecek jaringan-jaringan irigasi yang mengairi lahan persawahan,” jelasnya.
Sampai saat ini pemerintah Kecamatan Mande belum mendapat laporan terkait wilayah yang terdampak kekeringan. Menurut Epi kondisi tersebut karena masih terjadi hujan meskipun dengan intensitas ringan.
“Kalau terjadi kemarau panjang, di wilayah kami pasti ada yang akan terdampak. Kita berdoa saja mudah-mudahan kemarau tahun ini tak seperti tahun lalu,” kata Epi.
Secara administratif, wilayah Kecamatan Mande terbagi menjadi 12 desa, ada beberapa desa yang cukup diwaspadai karena rentan mengalami kekeringan akibat dampak kemarau panjang.
“Ada beberapa desa yang kami waspadai rawan yaitu Desa Cikidangbayabang, Kademangan, Bobojong, kemudian sedikit di Sukamanah dan Jamali,” tutupnya.