Jakarta, Jejakpos.id – Sebanyak enam orang masih dinyatakan hilang akibat banjir bandang yang menerjang Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, Minggu (25/8). Sementara itu, 13 orang meninggal dunia.
Ini berdasarkan data dari Pusdalops Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (26/8) hingga pukul 07.00 WIT.
“Yang meninggal 13 orang, kemudian luka-luka sembilan orang, masih ada yang hilang enam orang,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers, Senin.
Abdul menerangkan ratusan personel Basarnas hingga saat ini masih terus mencari para korban hilang tersebut.
BNPB pun mempersilakan warga yang merasa anggota keluarganya belum ditemukan untuk melapor ke posko ataupun contact center Pusdalops. Ia menjelaskan banjir bandang juga menyebabkan 25 unit rumah rusak berat dan satu musala rusak berat.
“Ini representasi dari 25 kepala keluarga yang terdampak secara langsung,” kata Abdul.
“Tetapi tentu saja tidak hanya 25 kepala keluarga ini saja yang kemudian memerlukan dukungan darurat hingga fase tanggap darurat 14 hari ke depan diselesaikan, tetapi ada juga masyarakat di sekitar kawasan terdampak yang merasa kurang aman atau trauma sehingga beberapa kepala keluarga memutus untuk mengungsi,” imbuhnya.
Ia menuturkan saat ini sudah ada dua posko pengungsian yang disediakan oleh BNPB, yakni di SMK Negeri 4 Kota Ternate dan SD Negeri 66 Kota Ternate.
Lebih lanjut, Abdul mengatakan berdasarkan laporan dari BPBD setempat, ada sejumlah kebutuhan mendesak yang diperlukan para pengungsi. Antara lain, makanan siap saji, family kit, tenda pengungsi, selimut, serta pakaian.
“Untuk sementara kebutuhan pengungsi sudah disupport oleh Dinsos dan Pemerintah Kota Ternate, untuk logistik makanan dipastikan tercukupi,” ucap dia.
Banjir bandang terjadi Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, ini bermula dari hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Ternate, Minggu pukul 03.30 WIT.