Jakarta, Jejakpos.id – Eks Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany bakal melenggang sebagai salah satu calon peserta dalam Pilgub Banten pada Pilkada serentak 2024.
Setelah menerima surat rekomendasi dari DPP PDIP pada Senin (26/8), sehari kemudian pada Selasa (27/8) dia mendapatkan dukungan dari partainya sendiri Golkar.
Uniknya, Golkar sebelumnya sempat diduga akan berada di dalam barisan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang dikomandoi Gerindra untuk mengusung Andra Soni di Pilgub Banten.
Menghadapi Pilgub Banten, Airin bakal berduet dengan Ketua DPD PDIP Banten Ade Sumardi.
Sementara itu Andra adalah politikus Gerindra yang kini menjadi Ketua DPRD Banten. Dia akan berduet dengan politikus PPP, Dimyati Natakusumah.
Pengamat politik lokal menilai baik kubu Airin maupun Andra sama-sama berpeluang menang di Pilgub Banten 2024. Namun saat ini, Airin berada di atas angin jika merujuk pada hasil sejumlah survei yang mengatakan elektabilitas adik ipar eks Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah tersebut cukup tinggi.
Di sisi lain, Andra-Dimyati memiliki peluang karena efek ekor jas dari Presiden terpilih yang juga Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
“Prabowo efek pada 27 November itu sangat memungkinkan skornya dibalik. Andra Soni ini dengan Prabowo efek pada [hari pencoblosan pilkada serentak] 27 November ini bisa membalikkan skor, walaupun skornya tidak telak, sekalipun Airin kalah skornya tidak akan telak. Tapi di atas kertas secara saintifik, Airin di atas angin,” ujar Pengamat politik dari UIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten, Syaeful Bahri saat dihubungi, Selasa (27/8).
Syaeful menilai Andra-Dimyati tak akan mudah menghadapi Airin-Sumardi. Walaupun Andra-Dimyati disokong koalisi besar partai politik, Syaeful mengatakan ada faktor lain untuk memenangkan hati pemilih di Banten.
“Sebenernya parpol tidak jadi penentu, yang jadi penentu figurnya, yang mana punya kans menang, [secara] saintifik Airin dipasangkan dengan siapapun itu kan di atas 70 persen, jika dikurangi misalkan 60 persen. Kalau tersisa 40 persen, kan dikurangi yang tidak memilih, berarti Airin ini kan di atas angin jika melihat hasil survei,” kata dia yang juga Direktur eksekutif Jaringan Demokrasi Indonesia (Jadi) itu.
Kembalinya dukungan Golkar kepada Airin Rachmi Diany merupakan keberkahan bagi keluarga Ratu Banten. Karena keluarga besarnya hidup dan besar di partai beringin.
Jika tidak dirangkul kembali, maka bisa terjadi bedol desa. Para simpatisan dan pengurus Golkar Banten, bisa saja bergabung ke PDI Perjuangan, sehingga partai beringin akan rugi besar.
“Karena sekali lagi Airin datang ke PDIP itu kan enggak sendirian, tapi bedol desa. Kalau Airin tidak direkom [rekomendasi] Golkar, saya yakin akan pindah ke merah [PDIP]. Tentu kerugian sangat besar konstituen Golkar di Banten, kalau [Airin] tidak dirangkul ya Banten memerah, kerugian besar,” tegasnya.
Efek Prabowo
Dia juga menilai efek Prabowo usai dilantik sebagai Presiden RI juga bisa menjadi faktor penentu dalam peta politik Pilgub Banten 2024. Andra-Dimyati pun, sambungnya, bisa saja mengubah peta politik di Tanah Jawara tersebut usai pelantikan Prabowo-Gibran pada 20 Oktober mendatang.
“Kalau Prabowo efek tidak ngefek, Airin bisa menang. Tapi setelah 20 Oktober itu kan Gerindra partainya presiden kan, dalam dunia politik apapun bisa terjadi,” jelasnya.
Sejauh ini peta politik Pilgub Banten, Andra Soni-Dimyati Natakusumah yang diusung Gerindra, PKS, Demokrat, Nasdem, PKB, PPP, PAN, PSI, hingga PPP.
Sementara itu Airin-Sumardi sejauh ini diusung Golkar, PDI Perjuangan, Partai Buruh, hingga Gelora.