Jakarta, Jejakpos.id – Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan tren penyebaran kasus gangguan Mpox atau cacar monyet di dunia semakin meningkatkan di berbagai negara terutama wilayah Asia Tenggara seperti Malaysia dan Filipina.
“Data terbaru dari negara tetangga kita adalah dari Malaysia, yang pada Selasa 17 September 2024 kemarin Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan satu kasus baru mpox, dari jenis clade 2 yang memang varian yang tidak begitu ganas dibandingkan varian 1b yang merebak di Afrika belakangan ini,” jelasnya dalam keterangan yang diterima Media Indonesia di Jakarta pada Rabu (19/9/2024).
Prof Tjandra menilai kasus terbaru Mpox di Malaysia yang terjadi sejak 11 September 2024, telah menunjukkan gejala seperti keluhan demam, nyeri tenggorok dan batuk, serta di hari berikutnya timbul kelainan kemerahan (“rash”) di bagian kulit.
“Pasien baru ini ternyata tidak punya riwayat keluar negerinya dalam waktu 21 hari sebelum gejala timbul. Memang analisa riwayat kontak seperti inilah yang perlu dilakukan kalau ada kasus Mpox di suatu negara. Malaysia sudah pernah mendeteksi 10 kasus mpox sejak Juli tahun yang lalu, dan semuanya varian clade 2,” tuturnya.
Data Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada 14 September 2024, WHO mencatat data terbaru Mpox dunia. Disebutkan bahwa sejak periode 1 Januari 2022 sampai 31 Juli 2024, tercatat ada sekitar 103.048 kasus Mpox dengan jumlah kematian sebanyak 229 kasus yang telah terjadi di 121 negara seluruh dunia.
Selain Malaysia, Prof Tjandra menjelaskan kenaikan kasus Mpox juga terjadi di Malaysia. Dikatakan bahwa sehari sebelum Malaysia atau 2 hari yang lalu tepat pada 16 September 2024, Departemen Kesehatan Filipina melaporkan tambahan tiga kasus Mpox, kenaikan juga terjadi di beberapa negara anggota ASEAN.
“Jumlah total Mpox di Filipina sepanjang tahun 2024 adalah 18 kasus. Sementara itu, Vietnam punya 202 kasus Mpox sejak 2022. Di tahun 2024 ini saja Vietnam melaporkan 49 kasus. Kamboja juga sudah melaporkan kasus Mpox, sedikitnya sejumlah 20 kasus antara tahun 2023 dan 2024. Kita ketahui bersama bahwa Thailand bahkan sudah melaporkan kasus Mpox clade 1b, varian yang cukup mengkhawatirkan,” jelasnya.
Prof Tjandra mengungkapkan lewat perkembangan data Mpox di dunia, pemerintah harus semakin meningkatkan kewaspadaan di dalam negeri. Dalam hal ini, setidaknya ada lima kegiatan atau five core health emergency components (‘the 5Cs’) yang direkomendasikan WHO.
Lima hal itu diantaranya koordinasi emergency (Emergency coordination), surveilans kolaboratif (Collaborative surveillance), perlindungan masyarakat (Community protection), pelayanan kesehatan yang baik dan terukur (Safe and scalable care) dan akses ke upaya penanggulangan yang ada (Access to countermeasures.