JEJAKPOS.ID,SUMBAWA – Perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Presiden Mahasiswa UTS. Widarman selaku koordintor Isu kebudayaan BEM SI menyampaikan Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025 berlangsung meriah di Kecamatan Orong Telu, Kabupaten Sumbawa. Pawai budaya menyambut HUT RI yang ke 80 di kecamatan ini diwarnai dengan antusiasme masyarakat yang luar biasa. Namun, di balik semaraknya perayaan, ada ironi yang mencolok yang tak bisa diabaikan: ketimpangan yang mencekik kehidupan sehari-hari warga Orong Telu.
Infrastruktur jalan di kecamatan ini masih menjadi persoalan besar. Jalan-jalan utama yang menghubungkan desa-desa di Orong Telu dan jalan penghubung di kota maupun kecamatan lain nya dengan akses jalan rusak parah, berlubang, dan hampir tak layak dilalui. Kondisi ini tidak hanya menyulitkan aktivitas warga, tetapi juga menghambat akses mereka terhadap kebutuhan pokok, pendidikan, dan layanan kesehatan
Dan yang menjadi ironinya beberapa desa termasuk desa senawang dusun senawang B masih sangat susah air bersih hingga warga kesulitan. Merdeka tapi seperti tidak merdeka ucap Widarman
Bapak Abdul Munir selaku camat orong telu menyampaika Pengairan iri gasi untuk Ladang sawah itu masih tidak ada di kecamatan orong telu di mana sawah adalah mata pencaharian utama warga dan warga di di orong telu masih 100 persen pribumi. Kami hanya mengharapkan air hujan untuk menanam padi dan kasus stanting masih terbesar terutama di desa mungkin
Dan hambatan utama ialah infrastruktur dan jaringan komunikasi hal ini menjadi perhatian utama dalam mengakses segala hal termasuk pendidikan, kesehatan dan informasi. Desa di Orong telu terdiri 4 desa dan masih kategori desa tertinggal. Ucap camat Orong telu
Widarman menambahkan Yang lebih menyedihkan, kondisi layanan kesehatan di Orong Telu jauh dari memadai. Tenaga kesehatan sangat minim, fasilitas kesehatan terbatas. Bahkan, untuk mendapatkan pengobatan yang layak, warga harus menempuh perjalanan jauh ke kota yang memakan waktu berjam-jam melalui jalan rusak. ”
Ketimpangan ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah, terutama Bupati Sumbawa, yang diharapkan dapat segera mengambil langkah nyata. Momentum HUT RI seharusnya menjadi pengingat bahwa kemerdekaan bukan hanya soal selebrasi, tetapi juga soal pemerataan pembangunan dan keadilan sosial.
Pawai HUT RI di Orong Telu mungkin telah selesai, namun perjuangan warga untuk mendapatkan hak-hak dasar mereka masih panjang. Semoga, di tahun-tahun mendatang, bendera merah putih yang berkibar di Orong Telu tak lagi diwarnai dengan air mata ketimpangan.