Aksi Kamisan di Banjarbaru Soroti “September Hitam” dan Desak Setop Eksploitasi Tambang

BANJARBARU, JEJAKPOS.ID – Puluhan aktivis yang tergabung dalam Aliansi Kamisan Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar aksi demonstrasi damai di Tugu Nol Kilometer Kota Banjarbaru, Minggu sore (28/9). Aksi ini diselenggarakan untuk memperingati “September Hitam”, menyerukan keadilan bagi korban pelanggaran HAM masa lalu, sekaligus menyoroti krisis lingkungan akibat eksploitasi tambang yang merajalela.

Aksi yang dipimpin oleh Wira Surya Wibawa dan diikuti oleh sekitar 25 orang dari berbagai organisasi – termasuk BEM ULM, Ikatan Mahasiswa Papua Kalsel, dan Solidaritas Aksi Kamisan – ini membawa pesan keras.

Massa aksi berkumpul pada pukul 16.30 Wita dan menggelar orasi di Tugu Nol KM. Mereka mendesak pemerintah untuk serius menuntaskan dua isu utama:

  1. Penuntasan Kasus Pelanggaran HAM: Mendesak negara untuk lebih serius menuntaskan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia, memberikan perlindungan bagi pejuang lingkungan, dan tokoh masyarakat sipil, serta menjamin kasus serupa tidak terulang kembali.
  2. Hentikan Eksploitasi Tambang Berlebihan: Mendesak agar eksploitasi tambang yang berlebihan segera dihentikan. Aktivitas tersebut dinilai tidak hanya merusak lingkungan hidup, tetapi juga menimbulkan penderitaan bagi masyarakat sekitar akibat kehilangan tanah, sumber penghidupan, dan meningkatkan ancaman bencana.

Aktivis membentangkan spanduk bertuliskan “MENOLAK LUPA, MERAWAT INGATAN” dan sejumlah poster dengan narasi yang tajam dan kritis. Beberapa pesan yang paling menonjol adalah:

  • Isu Lingkungan dan Kesejahteraan Rakyat: “TANAH UNTUK RAKYAT” dan kritik sinis, “DI TANAH KAMI NYAWA TIDAK SEMAHAL TAMBANG” serta “TAMBANG HARUS TUMBANG”.
  • Kritik Keras terhadap Negara dan Aparat: Beberapa poster menyuarakan kemarahan atas kriminalisasi lingkungan, termasuk seruan: “MELINDUNGI HUTAN DAN RUANG HIDUP, BUKAN KRIMINAL” dan menyinggung kasus kekerasan dengan tulisan “SABRIANSYAH TEWAS DI TEMBAK OLEH PREMAN TAMBANG”.

Menjelang senja, pada pukul 18.00 Wita, aksi dilanjutkan dengan penyalaan lilin sebagai simbol pengharapan dan mengenang para korban. Massa kemudian bersama-sama menyanyikan lagu “Ibu Pertiwi” dan ditutup dengan doa bersama.

Kegiatan Aliansi Kamisan Kalsel ini berlangsung tertib, aman, dan kondusif hingga massa membubarkan diri pada pukul 18.20 Wita. Aksi ini menegaskan kembali bahwa masyarakat sipil di Kalimantan Selatan tidak akan berhenti menyuarakan keadilan bagi hak asasi manusia dan lingkungan hidup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup