Calista Amore Menyesal Atas Komentar Nirempati Tragedi Timothy Anugerah

DENPASAR, JEJAKPOS.ID – Suasana duka yang menyelimuti Universitas Udayana (Unud) akibat insiden tragis yang menimpa salah satu mahasiswanya, Timothy Anugerah Saputra, semakin memanas setelah beredar luasnya komentar yang dinilai tidak memiliki empati dari sesama rekan mahasiswa. Pusat perhatian kini tertuju pada Calista Amore Manurung, seorang mahasiswi dari Fakultas Kedokteran (FK) Unud, yang akhirnya tampil ke hadapan publik untuk menyampaikan permohonan maaf.
Kematian Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), yang diduga kuat terkait dengan aksi perundungan atau bullying di lingkungan kampus, telah menyulut kemarahan nasional. Namun, di tengah gelombang simpati, Calista Amore justru menjadi sorotan negatif setelah tangkapan layar percakapannya yang merespons tragedi tersebut beredar viral di media sosial.
Konten percakapan yang diunggah Calista dinilai minim kepedulian dan cenderung meremehkan penderitaan korban, sebuah sikap yang dianggap sangat tidak pantas, apalagi datang dari seorang mahasiswi yang kelak akan berprofesi di bidang kemanusiaan. Netizen dan sesama mahasiswa serentak melayangkan kecaman keras, menuntut pertanggungjawaban moral atas komentar yang dianggap menyakiti keluarga korban dan mencederai nilai-nilai kemanusiaan.
Menanggapi tekanan publik yang masif dan kencaman dari berbagai pihak, Calista Amore Manurung akhirnya muncul dalam sebuah video klarifikasi dan permintaan maaf. Dengan suara yang terdengar bergetar dan penuh penyesalan, Calista mengakui sepenuhnya kesalahannya.
“Saya dengan segala kerendahan hati menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf yang sebesar-besarnya atas komentar saya yang dinilai nirempati terhadap tragedi meninggalnya saudara kami, Timothy Anugerah Saputra,” ujar Calista dalam video tersebut. Ia menegaskan bahwa komentar tersebut adalah sebuah kesalahan besar yang ia sesali.
Permintaan maaf ini merupakan upaya untuk meredam polemik yang telah meluas. Calista berharap tindakannya ini dapat diterima, terutama oleh keluarga besar Timothy Anugerah Saputra yang sedang berduka, serta seluruh civitas academica Unud dan masyarakat yang merasa tersinggung.
Insiden ini tidak hanya menambah lapisan kesedihan dan keprihatinan atas kasus perundungan yang menimpa Timothy, tetapi juga menjadi sebuah pengingat keras bagi seluruh pengguna media sosial, khususnya mahasiswa, tentang pentingnya etika, empati, dan tanggung jawab atas setiap unggahan dan komentar di ruang digital, terutama dalam merespons isu-isu sensitif dan kemanusiaan. Pihak kampus didesak untuk tidak hanya mengusut kasus perundungan, tetapi juga memberikan sanksi tegas serta edukasi etika digital kepada mahasiswanya.