Truk Rombongan Siswi SMP Terguling di Tanjakan Bollangi, Sorotan Tajam pada Isu Keselamatan Transportasi Pelajar

GOWA, JEJAKPOS.ID – Suasana riang gembira rombongan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Terpadu (IT) Wahdah Islamiyah Gowa mendadak berubah menjadi kepanikan mencekam pada Jumat (25/10) sore. Sebuah truk yang mengangkut para pelajar tersebut terguling di medan berat Dusun Bollangi, Desa Timbuseng, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, sekitar pukul 16.00 Wita. Insiden ini sontak menyita perhatian publik dan kembali menyoroti isu krusial mengenai keselamatan transportasi yang digunakan untuk kegiatan pendidikan.
Tujuan perjalanan rombongan siswa ini adalah destinasi wisata populer dengan nuansa alam, yaitu Rumah Hobbit yang terletak di kawasan Bollangi 4. Kawasan Bollangi dikenal memiliki topografi berbukit dan jalanan yang menanjak, menawarkan pemandangan indah namun sekaligus menantang bagi kendaraan, terutama jenis truk yang tidak diperuntukkan mengangkut penumpang.
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Gowa, AKP M. Muaz, membenarkan terjadinya kecelakaan tunggal ini di jalur tanjakan menuju lokasi wisata tersebut. “Kami telah memastikan bahwa kecelakaan terjadi di wilayah Dusun Bollangi. Berdasarkan keterangan awal, truk tersebut gagal menanjak, kemudian hilang kendali, mundur dengan cepat, dan akhirnya terguling,” jelas AKP Muaz.
Dua orang siswi dilaporkan mengalami luka ringan dalam insiden tersebut. Walaupun tidak ada korban jiwa, kepanikan massal tentu tak terhindarkan. Para siswi yang berada di bak truk dilaporkan terlempar akibat guncangan keras saat truk terguling. Meskipun demikian, kecepatan penanganan medis cukup baik.
“Ada dua siswi yang mengalami luka ringan. Mereka sempat dilarikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan intensif. Syukurlah, kondisi mereka tidak serius dan sudah diperbolehkan pulang,” tambah Muaz, menenangkan masyarakat bahwa para korban telah kembali ke rumah masing-masing.
Kasi Umum Polsek Bontomarannu, Bripka Wawan Prasetyo, memperjelas bahwa truk tersebut memang mengangkut rombongan siswa SMP IT Wahdah Islamiyah yang hendak berekreasi. Penggunaan truk bak terbuka sebagai sarana angkut rombongan pelajar untuk tujuan wisata, apalagi melintasi jalur yang curam dan menantang seperti di Bollangi, secara tegas melanggar Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ). Kendaraan jenis truk dirancang untuk mengangkut barang, bukan penumpang, dan risiko kecelakaan fatal di medan berat sangat tinggi.
Insiden ini bukan hanya kecelakaan biasa, melainkan tamparan keras bagi para pihak yang bertanggung jawab atas keselamatan transportasi pelajar. Kawasan Bollangi yang menjadi pintu masuk ke objek wisata alam memang memiliki sejumlah tanjakan curam yang sering menjadi titik rawan kecelakaan bagi kendaraan yang kurang prima atau melebihi batas muatan.
Penyelidikan saat ini difokuskan pada tiga aspek utama: kondisi kendaraan (kelaikan truk), faktor pengemudi, dan prosedur keselamatan dari pihak sekolah. Polisi masih menelusuri identitas pengemudi dan pemilik sah dari truk yang digunakan. AKP Muaz menegaskan, “Proses penyelidikan masih berlangsung, kami akan mencari tahu identitas sopirnya dan juga meninjau perizinan serta kelaikan jalan truk tersebut. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait prosedur angkutan yang digunakan.”
Meskipun luka fisik yang dialami kedua korban tergolong ringan, dampak psikologis berupa trauma dan kecemasan pasca-kecelakaan pada seluruh siswa, terutama yang menyaksikan langsung insiden tergulingnya truk, tidak boleh diabaikan. Peristiwa ini berpotensi meninggalkan trauma berkepanjangan, terutama terkait rasa aman dalam melakukan kegiatan di luar sekolah.
Insiden di Gowa ini menjadi pengingat pahit bagi semua institusi pendidikan dan penyedia jasa wisata di daerah. Pihak berwenang mengimbau agar sekolah dan biro perjalanan wisata menaati peraturan yang berlaku, yakni hanya menggunakan kendaraan umum yang terdaftar dan memenuhi standar keselamatan, seperti bus pariwisata, bukan truk bak terbuka. Keselamatan para pelajar harus menjadi prioritas utama di atas pertimbangan biaya atau kepraktisan. Peristiwa tragis pada Jumat sore ini harus menjadi momentum untuk mengevaluasi dan memperketat pengawasan terhadap praktik penggunaan angkutan yang tidak sesuai peruntukan demi mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.














