Jakarta, Jejakpos.id – Alumni Magister Sistem dan Teknik Transportasi Universitas Gadjah Mada (MTTS UGM) Fritz Alor Boy mengatakan kebijakan menaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) merupakan bagian dari salah satu cara untuk menyesengsarakan rakyat yang berekonomi rendah secara halus. Selain itu, ia juga mengatakan, Menteri Nadiem sedang menjadikan Pendidikan sebagai lahan bisnis.
“UKT mahal, ini bukti bahwa pemerintah dalam hal ini Menteri Nadiem sedang menyesengsarakan rakyat kecil secara halus, loh!,” ujar Fritz kepada awak media (26/5/2024).
Ia menilai, pendidikan tinggi yang baik dan pro kepada rakyat adalah investasi menuju Indonesia Emas 2024. Sehingga, jangan dijadikan sebagai lahan bisnis untuk memuaskan kepentingan rezim Jokowi.
“Harusnya Pak Nadiem sudah berpikir yang sehat. Dimana, Pendidikan itu investasi masa depan dalam meraih Indonesia Emas 2024, bukan dijadikan sebagai lahan bisnis untuk menguntungkan Rezim Jokowi. Kalau Pendidikan dijadikan sebagai bisnis atau mencari uang buat Negara, maka saya yakin Indonesia akan bisa bubar dikemudian hari,” kata Alumni LPDP itu.
Hadirkan kuliah gratis, katanya, Nadiem bisa belajar dari Jerman, Finlandia, Swedia, Denmark dan lainnya. Negara-negara tersebut sedang menggratiskan warganya untuk bisa kuliah.
“Pak Nadiem bisa berkaca dari Jerman, Finlandia, Swedia, Denmark atau lainnya. Mereka saja berani gratiskan pendidikan. Lantas, Mengapa Negara sebesar ini atau Pak Nadiem takut banget gratiskan pendidikan kepada rakyat ekonomi menengah?. Apakah PTN ini mau dijadikan sebagai lahan bisnis atau apa, Pak Nadiem?,” tanyanya.
Fritz tak puas terhadap kebijakan Nadiem terkait UKT mahal. Sambungnya, menurut dia, karena dinilai kebijakannya itu dapat menyesengsarakan rakyat.
“Bagaimana kita mau negara hebat, kalau pendidikan saja dijadikan sebagai lahan bisnis. Kalau sudah begini, sudah tentu ini akan sengsarakan rakyat,” lanjutnya.
Menurutnya, sebelum membuat kebijakan alangkah baiknnya Menteri Nadiem melakukan kajian lebih matang dulu dan jangan grasas guru menerbitkan kebijakan baru,” tambah dia.
“Apakah Pak Nadiem sudah lakukan kajian dengan matang melalui bertanya-tanya kepada ojek, sopir angkot, petani, security, cleaning service dan lainnya atau hanya buat kebijkan menaikan UKT itu hanya sepihak saja dan hanya ingin memuaskan hasrat Presiden Jokowi,” bebernya.