Ledakan Guncang Masjid SMAN 72 Jakarta Utara: Puluhan Korban Luka, Penyelidikan Mengarah ke Dugaan Aksi Kekerasan Bermotif Ekstremis

JAKARTA, JEJAKPOS.ID – Sebuah insiden menghebohkan terjadi di lingkungan pendidikan Jakarta Utara setelah sebuah ledakan keras mengguncang masjid di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 72, yang berlokasi di Komplek TNI AL Kodamar, Kelapa Gading, pada Jumat siang (7/11/2025).

Peristiwa tragis ini dilaporkan terjadi sekitar pukul 12.30 WIB, tepat saat pelaksanaan Salat Jumat, menyebabkan kepanikan hebat di kalangan siswa dan staf sekolah. Data awal yang dihimpun menyebutkan sedikitnya 8 orang mengalami luka-luka, meskipun angka korban dapat bertambah dan sebagian besar telah dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Berdasarkan laporan resmi yang beredar di kalangan aparat keamanan, lokasi kejadian saat ini telah disterilisasi dan dijaga ketat oleh pihak berwenang, termasuk personel TNI AL dan kepolisian, untuk memastikan keamanan dan mempermudah proses investigasi.

Penyelidikan kasus ini mengambil arah yang mengejutkan setelah adanya dugaan kuat bahwa ledakan tersebut berasal dari tindakan seorang siswa sendiri. Keterangan saksi awal menyebutkan bahwa siswa yang diduga sebagai pelaku memiliki riwayat menjadi korban bullying sejak Sekolah Dasar (SD) dan menunjukkan perilaku menyendiri sejak memasuki bangku kelas 11 hingga kelas 12.

Dugaan motif ini semakin diperkuat dengan temuan krusial di lokasi kejadian, sebuah senjata mainan yang diduga milik siswa tersebut, bertuliskan serangkaian frasa dan nama yang mengarah pada ideologi ekstremis global.

Tulisan-tulisan yang tertera pada senjata mainan tersebut merujuk pada jaringan kekerasan bermotif ideologi, antara lain:

1. Brenton Tarrant: Nama pelaku teror masjid Christchurch, Selandia Baru (2019), yang dikenal sebagai ekstremis supremasi kulit putih.

2. 14 Words: Slogan rasis terkenal yang menjadi dogma utama supremasi kulit putih.

3. Luca Traini dan Alexandre Bissonnette: Masing-masing pelaku penembakan bermotif rasis di Italia (2018) dan penembakan di masjid Quebec (2017).

4. 1189 dan For Agartha: Mengacu pada simbol Perang Salib Ketiga dan teori konspirasi neo-nazi, menunjukkan anggapan aksi sebagai “misi suci modern” melawan Islam.

5. Welcome to Hell: Pesan intimidasi yang bersifat provokatif.

Temuan ideologi ekstremis yang diduga terkait dengan latar belakang bullying pada siswa SMAN 72 ini sontak memicu desakan keras terhadap Kementerian Pendidikan dan pihak terkait.

“Kasus ini bukan hanya tentang keamanan fisik, tapi juga krisis mental dan ideologis di lingkungan sekolah,” kata pengamat pendidikan Dr. Retno Suminar. “Ini adalah alarm keras bagi sistem pendidikan kita untuk lebih memperhatikan sistem pendampingan psikologis, pencegahan bullying yang radikal, serta deteksi dini penyebaran ideologi kekerasan di kalangan remaja.”

Penyelidikan intensif, yang kini melibatkan berbagai unsur keamanan, akan berupaya mengungkap sejauh mana pengaruh ideologi ekstremis ini dan apa peran faktor bullying dalam memicu aksi kekerasan yang terjadi di sekolah tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup