60 Mayat Ditemukan dalam Sehari, Total Korban Tewas 166 Jiwa! Operasi SAR Berpacu dengan Waktu.

JAKARTA, JEJAKPOS.ID – Bencana alam dahsyat berupa banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera Utara (Sumut) terus menimbulkan duka mendalam. Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi bahwa jumlah korban meninggal dunia telah melonjak signifikan, mencapai total 166 jiwa per Sabtu (29/11/2025). Angka ini menunjukkan peningkatan drastis seiring dengan intensifikasi operasi pencarian, sementara nasib 143 orang lainnya masih menjadi misteri setelah dinyatakan hilang dan terus dicari.
Kepala BNPB, Suharyanto, menjelaskan bahwa lonjakan angka korban ini merupakan dampak langsung dari kerja keras tim gabungan sejak ditetapkannya status tanggap darurat di wilayah terdampak pada awal pekan ini. Operasi Pencarian dan Pertolongan (SAR) yang dikoordinasikan oleh Basarnas bersama TNI, Polri, dan relawan, berhasil menembus berbagai hambatan logistik dan medan yang sulit.
“Dalam rentang waktu 24 jam terakhir saja, kami berhasil menemukan tambahan 60 korban jiwa yang tertimbun. Penemuan ini berkat penyisiran intensif tim gabungan pada titik-titik yang tertutup material longsor tebal,” ungkap Suharyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (30/11/2025).
Medan yang berat dan material longsor berupa lumpur tebal bercampur kayu besar menjadi tantangan utama yang memperlambat upaya evakuasi. Kondisi cuaca yang tidak menentu, dengan curah hujan yang masih tinggi di beberapa wilayah, juga meningkatkan risiko longsor susulan. Basarnas kini memfokuskan pencarian pada tiga wilayah utama yang paling parah terdampak: lereng perbukitan tempat terjadinya longsor, serta sepanjang daerah aliran sungai yang dilalui oleh banjir bandang.
Tim SAR menggunakan alat berat untuk membersihkan akses jalan utama yang tertutup dan menggali tumpukan material di pemukiman warga, sementara tim kecil bergerak manual menyisir area-area yang tidak dapat dijangkau ekskavator. Prioritas saat ini adalah menemukan korban hilang yang diperkirakan masih terjebak di bawah reruntuhan atau terseret arus deras.
Pemerintah pusat telah mengucurkan bantuan logistik darurat, termasuk makanan siap saji, obat-obatan, tenda pengungsian, dan peralatan medis, untuk mendukung ribuan warga yang terpaksa mengungsi. Pemerintah daerah juga diminta segera melakukan pendataan kerusakan infrastruktur secara menyeluruh, termasuk rumah warga, jembatan, dan jaringan listrik.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) yang turut meninjau lokasi bencana, menekankan pentingnya sinergi antara semua pihak dalam fase tanggap darurat ini. Ia memastikan bahwa trauma healing bagi para penyintas, terutama anak-anak, akan menjadi program pasca-bencana yang diutamakan.
Pihak BNPB terus mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjauhi area yang rawan bencana sesuai arahan petugas. Status siaga tetap diberlakukan hingga kondisi dinyatakan aman sepenuhnya.














