Bupati Aceh Selatan dipecat Gerindra usai tinggalkan daerah untuk umrah di tengah bencana

JAKARTA, JEJAKPOS.ID – Keputusan Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS, bertolak ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah umrah di tengah bencana banjir dan longsor yang melanda daerahnya berbuntut panjang. Langkah tersebut memicu gelombang kritik dari publik sekaligus menimbulkan konsekuensi politik yang serius. Partai Gerindra, tempat Mirwan bernaung, akhirnya mengambil sikap tegas dengan resmi mencopotnya dari jabatan strategis di partai.
Mirwan MS, yang selama ini menjabat sebagai Bupati Aceh Selatan sekaligus Ketua DPC Gerindra setempat, diketahui berangkat umrah bersama keluarganya pada Selasa, 2 Desember 2025. Keberangkatannya terjadi hanya lima hari setelah ia menandatangani surat ketidaksanggupan penanganan bencana di wilayahnya pada 27 November 2025—dokumen yang menegaskan bahwa Aceh Selatan berada dalam kondisi darurat dan membutuhkan perhatian penuh pemerintah daerah.
Sekretaris Jenderal DPP Gerindra, Sugiono, menyampaikan bahwa partai sangat menyesalkan tindakan Mirwan yang dinilai tidak mencerminkan sikap pemimpin yang bertanggung jawab di masa krisis. Menurutnya, keputusan pemecatan diambil setelah DPP menerima laporan dan sorotan dari warga Aceh yang merasa kecewa atas absennya Mirwan di saat ribuan warga menghadapi dampak banjir besar.
“Oleh karena itu, DPP Gerindra memutuskan untuk memberhentikan yang bersangkutan sebagai Ketua DPC Gerindra Aceh Selatan,” tegas Sugiono pada Jumat (5/12/2025). Ia menambahkan bahwa partai menuntut setiap kadernya memiliki kepekaan dan empati tinggi terhadap penderitaan masyarakat, terutama saat bencana melanda daerah mereka.
Kontroversi ini semakin memanas setelah video dan foto keberangkatan Mirwan bersama keluarganya menjadi viral di media sosial, diunggah langsung oleh pihak agen perjalanan. Publik menilai tindakannya sebagai bentuk pengabaian terhadap tanggung jawab seorang kepala daerah.
Mirwan sendiri sempat beralasan bahwa keberangkatannya ke Tanah Suci dilakukan atas dasar nazar yang sudah lama ia ucapkan. Namun, penjelasan tersebut tak mampu meredam kekecewaan, baik dari publik maupun dari internal Gerindra. DPP Gerindra menilai bahwa dalam situasi darurat, prioritas utama seorang pemimpin tetaplah keselamatan dan penanganan warga yang terdampak.
Pemkab Aceh Selatan Angkat Bicara
Di tengah derasnya sorotan publik, Plt Sekretaris Daerah Aceh Selatan, Diva Samudra Putra, turut memberikan penjelasan. Ia mengatakan bahwa Mirwan berangkat setelah terlebih dahulu meninjau kondisi wilayah pasca-banjir dan memastikan situasi sudah mulai stabil. Menurut Diva, Mirwan telah menjalankan sejumlah langkah tanggap darurat sebelum keberangkatannya.
Meski demikian, langkah pembelaan tersebut belum mampu mengubah keputusan DPP Gerindra maupun meredakan kritik publik yang menilai momentum keberangkatan itu tidak tepat.
Pemecatan Mirwan MS menjadi sinyal kuat dari Partai Gerindra bahwa komitmen kepemimpinan dan kehadiran seorang kepala daerah di tengah rakyat yang sedang tertimpa musibah adalah prinsip yang tidak bisa ditawar. Kasus ini sekaligus menjadi pengingat bahwa tindakan pemimpin di tengah krisis akan selalu berada di bawah sorotan tajam masyarakat.














