Dana Rp1,3 Triliun Tertahan di DSI, Dude Harlino Pertanyakan Pengawasan OJK

JAKARTA, JEJAKPOS.ID – Dunia hiburan tanah air kini tengah diramaikan dengan imbauan keras bagi para selebritas untuk lebih berhati-hati dalam menerima tawaran sebagai brand ambassador (BA) produk investasi. Kasus terbaru yang menarik perhatian publik menyeret nama aktor papan atas, Dude Harlino, yang menjadi wajah publik bagi platform Dana Syariah Indonesia (DSI). Masalah hukum yang muncul belakangan ini membuktikan bahwa keterlibatan seorang figur publik dalam mempromosikan produk finansial dapat berdampak panjang, bahkan bertahun-tahun setelah kontrak dimulai.

Dalam sebuah sesi di siniar curhatbang Denny Sumargo yang tayang pada Jumat (26/12/2025), Dude Harlino memberikan klarifikasi mendalam mengenai posisinya. Dude menegaskan bahwa peran utamanya dalam struktur DSI murni hanya sebagai brand ambassador dan ia sama sekali tidak terlibat dalam kebijakan operasional harian perusahaan.

Alasan kuat Dude bersedia menerima kontrak tersebut di masa lalu adalah karena DSI kala itu telah memiliki izin resmi dan berada di bawah pengawasan langsung Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, kepercayaan tersebut kini berujung pada beban moral yang berat setelah muncul laporan kegagalan pembayaran kepada 4.545 lender dengan total dana mencapai Rp1,3 triliun. Banyak investor mengaku bahwa mereka berani menaruh dana di platform tersebut justru karena melihat sosok Dude sebagai jaminan reputasi.

Krisis mulai mencuat pada tahun ini ketika para lender atau pemberi pinjaman mulai menemui kesulitan saat hendak menarik dana mereka. Sejak saat itu, akun media sosial Dude Harlino dibanjiri pesan dari para investor yang meminta bantuan dan pertanggungjawaban.

Dude mengaku sangat terpukul setelah membaca berbagai kisah pilu yang dialami para korban. Dana yang tertahan tersebut bukan sekadar angka, melainkan tabungan hari tua (dana pensiun), biaya pengobatan yang mendesak, hingga dana pendidikan anak yang terancam hilang. Hal inilah yang membuat Dude merasa memiliki tanggung jawab moral untuk membantu menyuarakan aspirasi para lender.

Upaya penyelesaian masalah ini nyatanya tidak berjalan mulus. Hingga saat ini, diketahui telah dilakukan lima kali proses mediasi, namun belum ada solusi konkret yang dapat memuaskan para korban.

Dalam pertemuan terakhir, pihak DSI dilaporkan hanya mentransfer dana sebesar Rp3,5 miliar. Angka ini dinilai sangat jauh dari harapan karena hanya mencakup sekitar 0,2 persen dari total dana Rp1,3 triliun yang tertahan. Langkah tersebut dianggap belum menyelesaikan akar permasalahan. Para lender kini melayangkan tuntutan yang lebih spesifik, di antaranya:

• Transparansi penuh terhadap data borrower (peminjam).

• Kejelasan mengenai aset perusahaan.

• Informasi terkait agunan yang dijaminkan.

Dude Harlino secara terbuka mempertanyakan lemahnya fungsi pengawasan yang menyebabkan masalah ini berlarut-larut. Ia menegaskan komitmennya untuk tidak tinggal diam dan akan terus berdiri bersama para korban guna memperjuangkan hak-hak mereka.

Harapan besar kini tertuju pada peran aktif regulator, khususnya OJK, yang saat ini dikabarkan tengah melakukan proses audit terhadap DSI. Semua pihak kini menanti solusi nyata agar dana triliunan rupiah milik ribuan masyarakat dapat segera dikembalikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup