Aksi Kontroversial di Tanah Suci: Konten Kreator Trading di Depan Ka’bah Picu Kemarahan Warganet

JAKARTA, JEJAKPOS.ID – Media sosial kembali dihebohkan oleh sebuah video yang dianggap menodai kesucian tempat ibadah. Kali ini, seorang konten kreator yang dikenal dengan akun TikTok @rajafullmargin menuai kecaman keras dari warganet setelah mengunggah aksinya melakukan aktivitas trading tepat di depan Ka’bah, Masjidil Haram.

Video yang dengan cepat menjadi viral tersebut memperlihatkan sang pria dalam balutan kain ihram, pakaian yang wajib dikenakan jamaah saat menunaikan ibadah umrah atau haji. Alih-alih fokus beribadah, ia justru tampak serius menggenggam ponselnya dan bertransaksi trading online dengan latar belakang Ka’bah yang sakral.

Tindakan kontroversial tersebut diperparah dengan keterangan (caption) yang menyertai unggahannya. Akun tersebut secara bangga menulis: “ALHAMDULILLLAH FULLMARGIN SAMPE DEPAN KA’BAH.” Istilah “full margin” sendiri merujuk pada praktik trading berisiko tinggi dengan memaksimalkan modal pinjaman (leverage), yang mengindikasikan bahwa motivasi utama pria tersebut adalah keuntungan finansial, bahkan di tengah pelaksanaan ibadah.

Sikap yang menunjukkan prioritas pada urusan duniawi di tempat yang diperuntukkan bagi penyucian diri dan ibadah ini langsung memicu gelombang kritik dan kemarahan dari warganet.

Kolom komentar unggahan tersebut dibanjiri respons negatif. Banyak warganet menilai aksi ini tidak pantas dan melanggar etika beribadah di tempat suci. Masyarakat menganggap bahwa Makkah dan khususnya Ka’bah adalah lokasi yang seharusnya dipenuhi dengan kekhusyukan, refleksi spiritual, dan meninggalkan segala aktivitas keduniaan.

“Ka’bah itu tempat suci untuk beribadah, bukan lokasi untuk mencari konten atau ajang pamer kekayaan dari trading,” tulis salah seorang warganet, mewakili sentimen umum. Kritikus berpendapat bahwa tindakan trading di depan Ka’bah merupakan bentuk degradasi nilai-nilai spiritualitas, mengubah momen sakral menjadi panggung untuk konten demi mengejar popularitas dan keuntungan.

Hingga berita ini diturunkan, video tersebut terus memantik perdebatan sengit tentang batas-batas perilaku di ruang publik, terutama di tempat-tempat yang memiliki nilai agama dan budaya yang sangat tinggi. Pihak berwenang atau Kementerian Agama diharapkan dapat memberikan teguran atau edukasi terkait etika digital bagi para jamaah di Tanah Suci.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup