Apresiasi FORSEI Terhadap Kinerja Menko Airlangga: Berhasil Redam Ancaman Tarif AS dan Perluas Pasar Ekspor ke Eropa

Avatar photo

JAKARTA, JEJAKPOS.ID – Inisiator Forum Studi Ekonomi Indonesia (FORSEI), Rezha Nata Suhandi, mengapresiasi kinerja Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam menghadapi tekanan dagang dari Amerika Serikat.

Menurut Rezha, yang juga merupakan alumni Fakultas Ekonomi UIN Jakarta, langkah cepat dan tepat Menko Airlangga dalam merespons potensi pengenaan tarif resiprokal oleh AS telah menyelamatkan industri nasional dari ancaman serius.

“Kinerja Menko Perekonomian Airlangga Hartarto patut diapresiasi atas penundaan penerapan tarif resiprokal AS. Saya menilai, Menko Perekonomian telah bekerja dengan sangat baik. Sebelumnya kita mengkhawatirkan pengenaan tarif 32 persen kepada Indonesia. Dampaknya tentu pada industri nasional, namun berkat negosiasi lanjutan yang dilakukan Menko Airlangga, AS melunak,” ujar Rezha dalam keterangannya di Jakarta.

Diketahui, Pemerintah AS sebelumnya mengancam akan mengenakan tarif hingga 32 persen atas sejumlah produk ekspor asal Indonesia, menyusul keputusan mencabut fasilitas Generalized System of Preferences (GSP). Namun melalui diplomasi ekonomi yang intens, Pemerintah Indonesia yang dipimpin langsung Menko Airlangga berhasil menunda penerapan tarif tersebut.

Tak hanya itu, FORSEI juga mencatat keberhasilan lain Airlangga Hartarto dalam mempercepat perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Langkah ini dinilai sebagai strategi antisipatif yang jitu untuk memperluas pasar ekspor Indonesia ke Eropa.

“Tak hanya berhasil dalam misi negosiasi tarif resiprokal AS, Menko Airlangga juga patut diapresiasi atas langkah jitu mempercepat perundingan IEU-CEPA. Dalam persoalan percepatan perundingan, ini menjadi langkah antisipatif terhadap pengenaan tarif AS yakni dengan membuka pasar baru ke Eropa,” lanjut Rezha.

Perundingan IEU-CEPA yang sempat berjalan lambat kini memasuki fase yang lebih progresif. Bahkan, dalam laporan media internasional, Uni Eropa disebut telah mulai memberikan fasilitas bebas tarif bagi sejumlah komoditas ekspor Indonesia, terutama sektor agrikultur dan manufaktur. Hal ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menyeimbangkan kembali pasar ekspor bila ketegangan dagang dengan AS meningkat.

“Hasilnya, Uni Eropa kabarnya memberikan fasilitas bebas tarif bagi komoditas ekspor RI. Ini kemajuan yang luar biasa. Eropa sendiri memiliki pasar yang cukup menjanjikan untuk komoditas ekspor RI. Jika pun tarif resiprokal AS diputuskan tetap nantinya, kita tak perlu lagi khawatir terkait komoditas ekspor,” ungkap Rezha.

Rezha menambahkan, keberhasilan diplomasi ekonomi ini menunjukkan kualitas kepemimpinan Menko Airlangga yang tenang namun efektif di tengah krisis.

“Menko Airlangga sekali lagi menunjukkan ketenangan dalam meretas krisis yang luar biasa. Di waktu-waktu yang mendesak ia bisa membalikkan keadaan. Dari ancaman tarif 32 persen AS sekarang kondisinya berbeda 180 derajat. Indonesia justru punya peluang untuk melakukan ekspansi pasar,” tutupnya.

Keberhasilan ini dinilai sebagai contoh nyata bagaimana diplomasi ekonomi dan strategi dagang yang presisi mampu menjaga stabilitas industri nasional dan bahkan membuka ruang ekspansi baru bagi produk-produk ekspor Indonesia.I

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *