Belajar dari Paus, Negara Harus Hadir bagi Kaum Lemah dan Tertindas

Ketua Umum Jaringan Kemandirian (Jaman) Iwan Dwi Laksono.

Jakarta, Jejakpos.id – Sosok Paus Fransiskus yang tiba di Indonesia sebagai negara pertama dalam kunjungan apostolik di Asia memesona publik karena pesan kesederhanaannya.

Terbang dengan pesawat komersial, menolak fasilitas mobil mewah, duduk di kursi depan bersama pengemudi serta menginap di kedutaan ketimbang hotel, mengajarkan makna kerendahatian yang sangat dalam.

”Sikap Paus dalam kunjungan kenegaraan dan apostolik ke Indonesia mengajarkan secara langsung kesederhanaan dan membawa pesan kerukunan antara umat beragama, suku bangsa, ras dan golongan yang merupakan semangat persatuan,” kata Ketua Umum Jaringan Kemandirian (Jaman) Iwan Dwi Laksono di Jakarta, Rabu (4/9).

Iwan menegaskan, tema kunjungan Paus ’Iman, Persaudaraan dan Bela Rasa’ mempunyai makna mendalam bahwa keyakinan untuk negara hadir bagi kaum lemah dan tertindas sangat cocok bagi Indonesia. “Agar kita terus mengedepankan solidaritas dalam setiap sendi kehidupan.”

Mengutip pesan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, Iwan berharap agar Gereja Katolik di Indonesia ikut mendorong umat untuk memaknai dan merefleksikan nilai-nilai hidup yang dianut dan diajarkan oleh Paus Fransiskus.

“Iman yang teguh menghasilkan persaudaraan sejati, sementara persaudaraan sejati diungkapkan dalam bela rasa kepada sesama dan alam semesta,” tutur Iwan yang terlibat langsung sebagai panitia dan relawan inti rangkaian kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia.

”Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan momen langka setelah kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada 35 tahun lalu. Semoga spirit kedamaian dan teladan menjadi pemimpin yang hidup tak bermewah-mewah bisa menginspirasi rakyat Indonesia di tahun politik sepanjang 2024 ini,” pungkas Iwan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *