Geram Dengan Pablo Benua CS, Alumni STIHP Pelopor Bangsa Buka Suara : “Ini Merusak Marwah Kami”

DEPOK, JEJAKPOS.ID – Polemik dugaan pemalsuan ijazah yang melibatkan figur publik Pablo Benua kian memanas. Selain melalui pernyataan sikap resmi, kekecewaan mendalam juga datang langsung dari para alumni Sekolah Tinggi Ilmu Hukum dan Politik (STIHP) Pelopor Bangsa. Mereka mengecam keras statement yang menyebut kampus tersebut tidak ada dan mendesak polisi segera menuntaskan kasus ini.

Dua alumni STIHP Pelopor Bangsa, yang diwawancarai di depan kampus, menyatakan bahwa isu ijazah palsu ini telah “merusak marwah” dan mencoreng citra mereka di mata masyarakat.

“Ini sangat merugikan. Jujur, untuk kami para alumni STIHP Pelopor Bangsa ini sangat merugikan karena ini merusak marwah kami sebagai alumni mahasiswa STIHP Pelopor Bangsa,” Carwan.

Bantah Tegas Kampus “Tidak Ada”

Para alumni secara tegas membantah klaim Pablo Benua di salah satu podcast yang menyebut STIHIP Pelopor Bangsa tidak memiliki kampus dan tidak ada kegiatan belajar-mengajar.

“Untuk Pablo CS yang mengatakan bahwa STIHIP Pelopor Bangsa ini tidak ada kampus, ini jelas kami berdiri di depan kampus kami. Setiap Sabtu-Minggu kami datang ke sini. Bahkan dari Senin sampai Kamis itu kami belajar online,” tegas alumni Carwan Komandan Tingkat (Komting) angkatan 2021.

Ia menjelaskan bahwa model perkuliahan mereka adalah campuran (hybrid), yang mengakomodasi kelas pekerja seperti dirinya dan rekan-rekannya.

“Saya kelas pekerja. Sama, saya kelas pekerja juga. Jadi yang perlu saya tambahkan, kami keluarga besar merasa dirugikan atas statement Pablo Putra Benua di salah satu podcast yang mengatakan kampusnya tidak ada dan dia tidak pernah ngikut ke kampus,” tambah Marseven

Desak Segera Ditersangkakan

Keluarga besar alumni ini mengaku telah mendatangi Polresta Depok untuk menyampaikan tuntutan mereka. Mereka berharap aparat penegak hukum tidak menunda penetapan tersangka jika bukti sudah cukup.

“Kami juga tadi sudah dari Polres Kota Depok untuk menyampaikan apa yang menjadi tuntutan kami supaya ini cepat-cepat diproses. Kalau sudah terpenuhi unsur formil maupun materiilnya, agar segera ditersangkakan,” desak Marseven Alumni STIHP Pelopor Bangsa.

Alasan utama desakan ini, menurut mereka, adalah untuk mengembalikan citra kampus yang kini tercoreng. “Ini citra kami di masyarakat seolah-olah kampus kami ini nggak benar. Jadi kami berharap hukum ini harus ditegakkan supaya ke depan masyarakat tidak berpikir negatif tentang kampus kami.”

Pablo Benua Diklaim Tak Pernah Terlihat

Carwan Alumni yang merupakan Komti angkatan 2021 juga memberikan kesaksian bahwa Pablo Benua tidak pernah terlibat dalam kegiatan akademik angkatan tersebut.

“Kalau di kampus tidak pernah, Bang. Kebetulan saya di angkatan saya ini dari 2021 saya termasuk Komti-nya, Bang. Jadi, untuk angkatan 2021 sampai sekarang ini, sepatutnya saya kenal kalau memang dia mengatakan katanya alumni sini,” ucap Carwan.

Bahkan dalam kegiatan belajar online melalui Zoom, yang seharusnya menjadi jalur bagi mahasiswa yang tidak dapat hadir fisik, Pablo Benua juga disebut tidak pernah terdata.

“Semestinya kalau memang dia katakan tidak masuk ke kampus, minimal ada ikut Zoom. Karena setiap mahasiswa yang memang angkatan itu, biasanya dikoordinir oleh Komti-nya. Kalaupun tidak dapat hadir, dia akan mendapatkan link Zoom” tutupnya, seraya menegaskan bahwa Pablo Benua tidak pernah ikut perkuliahan.

Tuntutan keras dari komunitas akademik ini semakin memperkuat posisi kampus pelapor dalam kasus dugaan pemalsuan ijazah ini, sekaligus memberikan tekanan tambahan kepada Polresta Depok untuk segera mengungkap kebenaran di balik polemik ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup