“Kami telah informasikan kepada para pemegang merek yang menjual produk-produk yang disebut-sebut terafiliasi Israel itu, dan saya tidak menemukan bahwa dari mereka itu terafiliasi dengan Israel,” ujarnya.
kata Haryadi, PHRI telah menyarankan kepada setiap brand untuk mensosialisasikan bahwasannya mereka tidak terafiliasi dengan Zionis kepada masyarakat.
“Tetapi, informasi yang terkait dengan masalah klarifikasi ini kelihatannya tenggelam dengan informasi yang lebih menyudutkan mereka,” ujarnya.
“Masyarakat kan bisa mengecek keberadaan mereka semua, dan bagaimana sikap mereka terhadap Palestina. Saya sudah mengecek mereka perusahaan yang juga bekerja secara profesional dan tidak terkait dengan ideologi,” ungkapnya.
“Jadi, menurut saya, masyarakat juga harus lebih bijak memilah-milah. Kalau saya rasa, semuanya kita pasti antiIsrael, mungkin 99,9 persen bangsa Indonesia antiIsrael. Tapi, bukan berarti mata pencarian dari sebagian saudara-saudara kita dimatikan karena boikot yang dilakukan,” tegasnya.
Untuk itu, ia pun meminta pemerintah angkat bicara untuk memberikan klarifikasi kepada masyarakat bahwa perusahaan multinasional Indonesia sama sekali tidak berafiliasi dengan Israel.
“Ini penting agar masyarakat paham bahwa perusahaan-perusahaan multinasional di Indonesia itu memang melakukan bisnisnya secara profesional,” pungkasnya.