Inovasi di Tengah Kebutuhan: Polsek Kedungkandang Jual 15 Ton Beras SPHP Lewat Live TikTok!

MALANG, JEJAKPOS.ID – Di tengah tantangan distribusi pangan yang merata, Kepolisian Sektor (Polsek) Kedungkandang di Malang menunjukkan inovasi yang tak terduga: menjual dan menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) langsung kepada masyarakat melalui platform media sosial TikTok Live.
Aksi unik ini dilaksanakan pada Senin, 6 Oktober 2025, dengan total 15 ton beras SPHP disalurkan. Ide kreatif ini muncul sebagai upaya Polsek Kedungkandang untuk memastikan bantuan beras bersubsidi dari pemerintah tersebut sampai ke tangan yang membutuhkan dengan cara yang lebih maksimal dan transparan.
Selama siaran langsung, para petugas kepolisian yang bertugas sebagai host tampak aktif dan interaktif. Mereka tak hanya sekadar menawarkan produk, tetapi juga berdialog dengan penonton, menjelaskan mekanisme pembelian, hingga menjawab pertanyaan sepertinya mengenai kualitas beras.
Menurut Plh. Kapolsek Kedungkandang, cara penyaluran yang memanfaatkan fitur live streaming ini dinilai sangat efektif. “Kami melihat potensi besar di media sosial. Dengan siaran langsung, informasi penyaluran beras ini bisa tersebar lebih luas dan cepat, menjangkau masyarakat yang mungkin tidak terakses melalui mekanisme penyaluran konvensional,” jelasnya.
Respons dari masyarakat pun sangat positif. Beras SPHP yang dikemas dalam karung lima kilogram dijual dengan harga terjangkau, yaitu Rp56.000 per karung.
Hebatnya, pembeli yang datang tidak terbatas hanya pada warga di wilayah Kedungkandang saja. Berkat jangkauan masif dari live TikTok, banyak warga dari berbagai daerah lain di Malang bahkan datang langsung ke Mapolsek setelah mengetahui informasi tersebut dari siaran langsung. Hal ini membuktikan bahwa strategi digital yang dilakukan polisi berhasil membuka akses pangan murah lebih luas dari yang diperkirakan.
Inovasi yang dilakukan Polsek Kedungkandang ini menjadi contoh menarik tentang bagaimana institusi publik dapat memanfaatkan teknologi digital untuk pelayanan masyarakat, mengubah fungsi media sosial menjadi channel distribusi langsung. Langkah ini diharapkan dapat dicontoh oleh daerah lain untuk memperlancar penyaluran bantuan pangan dan menjaga stabilitas harga di tingkat lokal.














