Kawal Putusan MK, Presiden Buruh : Aksi ini Akan Terus-menerus dan Membesar

Presiden Buruh, Said Iqbal

Jakarta, Jejakpos.id – Ribuan buruh, mahasiswa, hingga sederet artis memadati depan Gedung DPR pada Kamis (22/08/2024) pagi untuk menggelar aksi menolak revisi UU Pilkada. Presiden Partai Buruh Said Iqbal meminta DPR mengikuti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait UU Pilkada tersebut.

“Aksi ini juga bukan aksi akhir, aksi ini akan terus-menerus dan membesar dan bisa dipastikan mulai Jumat, Senin, Selasa saya akan gerakan mewakili kawan-kawan semua aksi di seluruh wilayah Republik Indonesia, 38 provinsi 393 kabupaten kota lebih dan di tempat-tempat kampus-kampus ruang-ruang publik, hanya satu menegakkan Keputusan Mahkamah Konstitusi, khususnya nomor 60 tahun 2024,” kata Said Iqbal di depan Gedung DPR, Kamis (22/8/2024).

“DPR RI tidak boleh merampas, penggal, membangkang Keputusan Mahkamah Konstitusi. DPR RI harus memperhitungkan kekuatan masa rakyat kali ini telah terjadi demokrasi yang dibajak oleh DPR RI, kami rakyat setidak-tidaknya bersama partai buruh mengingatkan DPR RI jangan sampai kejadian masyarakat makin membesar, karena DPR RI membangkang konstitusi, karena DPRI melawan konstitusi, karena DPRI tidak mau menegakkan aturan yang telah diputuskan oleh konstitusi,” tambahnya.

Said berharap DPR bisa lebih dipercaya rakyat karena merupakan wakil rakyat. Dia meminta tak ada rapat paripurna untuk kembali membahas revisi UU Pilkada itu.

“Kekuatan rakyat, aksi-aksi massa pembangkangan pembangkangan publik maupun demonstrasi-demonstrasi dibolehkan oleh konstitusi. Jangan sampai kehilangan kepercayaan kepada DPR RI hari ini kami minta badan legislatif, termasuk pimpinan DPR memastikan tidak ada rapat paripurna, batalkan dan tolak apa yang telah disiapkan oleh Baleg yaitu revisi terhadap yang sekarang namanya RUU Pilkada,” katanya.

“Sekali lagi Kita hanya minta tegakkan dan jalankan tanpa tafsir Keputusan MK, karena ini adalah kesempatan bagi seluruh rakyat dan orang-orang yang merasa Jengah, orang-orang yang merasa ditindas dan diam saja, karena tidak ada ruang, telah dirampas oleh partai politik yang mengaku besar,” sambungnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *