Jakarta, Jejakpos.id – Kebakaran melanda permukiman padat penduduk di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, pada Selasa (13/08/2024) dini hari. Api berasal dari salah satu rumah warga RT02/RW06 berinisial S.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan Syamsul Huda mengatakan, awalnya S sedang melakukan pengisian daya baterai ponsel miliknya. Mendadak, ponsel tersebut meledak dan mengeluarkan api sekitar pukul 02.00 WIB.
“Ledakannya menyambar ke tempat tidur. Ibu S berusaha memadamkan secara mandiri. Namun, api sangat cepat membesar,” ujar Syamsul kepada wartawan, Selasa (13/08/2024).
Warga yang melihat api mulai terbakar mencoba membantu melakukan pemadaman. Bahkan, pintu rumah S sempat didobrak karena masih dalam keadaan terkunci.
Namun nahas, api terlanjur menyambar bangunan lain dengan cepat. Ratusan rumah akhirnya hangus dilalap si jago merah.
Kepala pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengungkap penyebab utama kebakaran di kawasan tersebut yakni korsleting atau arus pendek listrik.
Ia menjelaskan korsleting juga diakibatkan karena instalasi jaringan kelistrikan yang tidak sesuai dengan daya di suatu kawasan. Menurutnya, banyak kawasan padat penduduk yang instalasi kelistrikannya dinilai ketinggalan zaman yang hingga saat ini masih belum diperbaharui.
“Setelah kita pelajari jadi instalasi yang listrik terutama pemukiman padat, itu kan usia kabel maksimalnya 20 tahun, nah bangunan banyak dibangun tahun 1970 harusnya tahun 1990 dilakukan pergantian instalasi listrik, terutama kabel di dalam,” ujarnya usai meninjau lokasi pengungsian kebakaran Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (14/08/2024).
Isnawa mengatakan penggunaan alat elektronik yang berlebih dalam satu rumah dikawasan penduduk juga bisa menjadi faktor terjadinya kebakaran. Ia berharap kepemilikan barang elektronik harus lebih bijak.
“Penggunaan alat elektronik ini mengalami perubahan yang besar, sekrang kontrakan kecil aja ada kipas angin ada charger dan penggunaan elektronik itu kadang tidak Standar Nasional Indonesia (SNI),” papar dia.
“Kemudian, ketika melakukan penggunaan elektronik yang banyak, dengan beban tadi kabel yang serabut tadi tidak mungkin kekuatan menampung daya hantar listrik yang sangat besar, bisa memicu korsleting,”jelas dia.
Oleh karena itu, pihaknya berharap akan ada pergantian instalasi listrik secara menyeluruh khsusunya di kawasan padat penduduk.
“Saya juga sudah sampaikan ke Pak PJ dan Sekda jika ada CSR kedepan ada pergantian instalasi listrik pada kawasan padat hunian, kita harus ajak PLN contohnya,” pungkasnya.