Kementan Bentuk Posko untuk Pantau Pompanisasi Pertanian

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mengecek langsung pemanfaatan program pompanasi di Solo, Jateng, Kamis (15/08/2024)

Jakarta, Jejakpos.id – Dalam upaya mengecek penggunaan pompanisasi sektor pertanian di Tanah Air pada musim kemarau tahun ini, Kementerian Pertanian telah membuka posko pemantauan.

Selain untuk mengecek penggunaan pompanasi, posko ini juga bertujuan untuk percepatan laporan menyangkut lahan pertanian yang mengalami kekeringan dan membutuhkan bantuan pengairan.

Penegasan itu disampaikan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono ketika melakukan pengecekan pompanisasi di areal persawahan Desa Jeron, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (15/08/2024).

Di areal persawahan Jeron,  Wamentan Sudaryono bersama Dandim Boyolali Letkol Inf Wiweko dan sejumlah petani melakukan penanaman padi, baik dengan mesin (rice transplanter) maupun secara manual di hamparan sawah setempat yang mendapatkan irigasi dari pompa air.

Meskipun pompanisasi pada program PAT pada musim kemarau di Kabupaten Boyolali belum optimal, Kementan tetap mengapresiasi semangat petani yang tekun dan ulet bercocok tanam padi.

Sudaryono menilai program pompanisasi di Boyolali yang mencapai 77% atau 4.222 hektare dari target program PAT seluas 5.470 hektare, sudah cukup baik.

Sejumlah kelompok tani di Desa Jeron dalam kesempatan itu mengaku masih perlu dukungan pompa sibel yang dianggap cukup efektif karena kemampuan satu pompa bisa mengairi 5 hektare. Di samping itu, agar kebermanfaatan pompanisasi bisa lebih luas lagi, mereka tidak malu meminta bantuan pompa sibel kepada pemerintah.

Terkait permohonan tambahan pompa sibel ini, Sudaryono menyanggupi dengan catatan kebermanfaatan di lapangan bisa lebih efektif untuk perluasan dengan panen padi yang lebih baik. Pemerintah juga memberikan dukungan dengan memastikan kecukupan pupuk, termasuk alat mesin pertanian (alsintan).

“Lahan-lahan kering yang tadinya panen sekali, seperti sawah tadah hujan ditingkatkan jadi dua kali, dua jadi tiga kali. Di Boyokali ternyata mampu mencapai 77%. Pemerintah akan terus dorong sampai akhir Agustus, maksimal awal September. Itu harus terpenuhi semua,” tukas dia.

Kementan mengharapkan target perluasan areal tanam tidak berhenti di 100%. Sebab, di beberapa daerah diberikan target 100% akan tetapi ada yang mencapai 120% seiring adanya sinergi luar biasa elemen di sektor pangan.

Karena itu, Sudaryono akan terus berkeliling untuk melakukan pengecekan di banyak daerah terkait pemanfaatan pompanisasi pertanian di musim kemarau ini. Pengecekan juga untuk melihat kekurangan yang ditemukan, sehingga cepat bisa dicarikan solusi.

“Yang kurang tentu terus diperbaiki. Untuk itulah Kementan membuka Posko di setiap daerah, agar bisa memantau lebih efektif dan bagaimana memperbaiki dengan cepat jika ditemukan kekurangan,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *