Kerusakan JIS Paksa Persija ‘Mengungsi’ ke Solo Jamu PSBS Biak.

JAKARTA, JEJAKPOS.ID – Kisah dilema klub sepak bola besar Indonesia dengan ketersediaan infrastruktur kembali terulang. Persija Jakarta harus menerima kenyataan pahit untuk menjalani pertandingan kandang mereka di luar Ibu Kota, kali ini memilih Stadion Manahan, Solo, sebagai markas sementara saat menjamu tim kuda hitam, PSBS Biak, dalam lanjutan BRI Super League 2025/2026, Jumat mendatang.

Pemindahan lokasi ini menjadi sorotan tajam. Pasalnya, Macan Kemayoran tidak bisa menggunakan markas kebanggaan mereka, Jakarta International Stadium (JIS), karena kerusakan signifikan pada permukaan rumput. Kerusakan ini diakibatkan oleh penggunaan stadion untuk konser megah grup musik K-Pop ternama, NCT Dream, pada September lalu—sebuah ironi yang menyoroti konflik antara industri hiburan dan kebutuhan olahraga profesional.

Pelatih kepala Persija, Mauricio Souza, menunjukkan sikap profesionalisme yang tinggi di tengah kondisi yang kurang ideal. Souza, yang dihubungi melalui rekaman audio pada Kamis (30/10/2025), mengungkapkan bahwa meskipun hati nuraninya menginginkan dukungan penuh Jakmania di Jakarta, ia memahami dan menerima proses perbaikan di JIS.

“Tentu saja kami ingin bermain di Jakarta, di stadion kami sendiri. Atmosfer di sana sangat penting bagi kami. Namun kami tahu bahwa ada proses renovasi, terutama pada rumput, di dalam stadion kita, jadi kami tidak bisa bermain di sana,” kata pelatih asal Brasil tersebut.

Souza mengalihkan fokus tim dari kekecewaan kandang menuju target fundamental mereka di kompetisi. Baginya, mentalitas dan tujuan meraih kemenangan jauh lebih penting daripada lokasi fisik pertandingan.

“Kami harus memikirkan tiga poin, dan kami harus memikirkan tiga poin dengan serius. Meskipun tidak bermain di kandang sendiri, kami memiliki tujuan besar di dalam kompetisi ini, dan kami harus menjaganya,” tegas Souza.

Pernyataan ini mengirimkan pesan kuat kepada skuad Persija: kesulitan logistik harus diubah menjadi motivasi ekstra untuk membuktikan bahwa kualitas tim tidak bergantung pada faktor eksternal.

Dalam pemaparan strategi, Souza mengonfirmasi bahwa ia dapat membawa hampir seluruh pemainnya ke Solo, dengan pengecualian satu pilar kunci: penyerang andalan, Gustavo Almeida. Absennya striker Brasil tersebut dipastikan menjadi ujian taktis yang berat bagi lini serang Persija.

“Semua pemain dalam kondisi sangat baik, siap untuk menghadapi PSBS Biak. Hanya Almeida yang tidak bisa ikut. Kami harus menyesuaikan taktik kami,” jelas Souza, tanpa merinci apakah Almeida absen karena cedera atau akumulasi kartu.

Kehilangan mesin gol utama memaksa Souza mencari solusi alternatif di sektor depan, mungkin dengan memaksimalkan peran pemain sayap atau mendorong gelandang serang lebih ke depan. Pertandingan di Stadion Manahan, yang dikenal memiliki permukaan rumput yang baik, diharapkan bisa membantu Persija menampilkan permainan menyerang dan cepat mereka, meskipun tanpa home advantage yang seharusnya mereka nikmati.

Bagi Macan Kemayoran, laga kontra PSBS Biak di Solo bukan hanya sekadar pertandingan BRI Super League biasa, melainkan sebuah uji mentalitas dan profesionalisme di tengah gempuran tantangan infrastruktur dan absennya pilar utama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup