Ledakan Maut Pager Libanon, Hizbullah Janji Balas Dendam

Jakarta, Jejakpos.id – Hizbullah berjanji melakukan pembalasan terhadap Israel setelah pageryang digunakan oleh anggotanya meledak di seluruh Libanon secara bersamaan. Serangan ledakan pager menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai hampir 3.000 orang. Serangan dramatis dan belum pernah terjadi itu kian menambah ketegangan di Timur Tengah.

Belum ada tanggapan langsung dari militer Israel mengenai ledakan tersebut. Namun, peristiwa ini terjadi hanya beberapa jam setelah Israel mengumumkan pihaknya memperluas tujuan perangnya dengan memasukkan perlawanan terhadap Hizbullah di sepanjang perbatasan dengan Libanon.

Menteri Kesehatan Libanon, Firass Abiad, mengatakan ledakan pada Selasa (17/9/2024) itu juga menewaskan seorang gadis berusia 10 tahun.

“Sekitar 2.750 orang terluka, lebih dari 200 di antaranya dalam kondisi kritis, dengan sebagian besar cedera dilaporkan pada wajah, tangan, dan perut,” katanya dalam konferensi pers.

Serangan sabotase ini terjadi setelah berbulan-bulan pembunuhan yang ditargetkan oleh Israel terhadap para pemimpin senior Hizbullah. Hal ini terjadi ketika para pejabat AS berusaha meredakan ketegangan antara kedua belah pihak dan tetap khawatir bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dapat memerintahkan invasi darat ke Libanon.

Tindakan ini juga berpotensi akan menggagalkan upaya AS mencegah Iran, yang mendukung milisi Syiah Libanon, melakukan pembalasan terhadap Israel akibat pengeboman di Teheran yang menewaskan pemimpin politik HamasIsmail Haniyeh. Ledakan tersebut tampaknya mengeksploitasi pager berteknologi rendah yang diadopsi Hizbullah untuk mencegah pembunuhan yang ditargetkan terhadap anggotanya dan dapat dilacak melalui sinyal telepon seluler.

“Mereka yang terluka dalam serangan itu termasuk duta besar Iran untuk Beirut, Mojtaba Amani,” menurut suatu laporan.

Hal ini juga meningkatkan ketegangan antara Israel dan Hizbullah, mengganggu ketenangan selama tiga minggu terakhir ketika kedua belah pihak mulai mundur dari ambang perang regional setelah Hizbullah memberikan tanggapan terbatas pada akhir Agustus terhadap pembunuhan Israel terhadap kelompoknya. komandan militer tertinggi, Fuad Shukur, di Beirut.

Menteri Penerangan Libanon menyebut ledakan tersebut sebagai tindakan agresi Israel. Hizbullah mengatakan dua pejuangnya termasuk di antara korban tewas dan mengancam hukuman yang adil bagi Israel.

Laporan media selanjutnya menyebutkan putra anggota parlemen Hizbullah Ali Ammar juga tewas dalam ledakan tersebut. Pejuang Hizbullah di Suriah juga terluka dalam serangan itu. Beberapa di antara mereka dirawat di rumah sakit di Damaskus, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.

Saberin News yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran melaporkan bahwa beberapa penjaga di Suriah juga terbunuh.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan terlalu cepat mengatakan hal ini akan memengaruhi perundingan gencatan senjata di Gaza.

“AS tidak terlibat dan tidak tahu siapa yang bertanggung jawab,” ujarnya dalam pengarahan.

Hamas menggambarkan serangan itu sebagai eskalasi yang akan menyebabkan kekalahan Israel. Laporan media Israel pada Selasa (17/9/2024) malam mengatakan Netanyahu, menteri pertahanan, Yoav Gallant, dan kepala keamanan lain berkumpul di markas besar kementerian pertahanan di pangkalan Kirya di Tel Aviv setelah ledakan tersebut.

Militer Israel mengatakan para komandan senior telah mengadakan penilaian situasi berfokus pada kesiapan dalam serangan dan pertahanan di semua arena tetapi tidak ada perubahan dalam instruksi kepada warga sipil.

Komando garis depan Pasukan Pertahanan Israel mengatakan kepada pihak berwenang setempat bahwa ada kemungkinan eskalasi setelah insiden tersebut.

Sumber Hizbullah mengatakan mereka yakin serangan itu ialah respons terhadap dugaan upaya pembunuhan oleh milisi Syiah terhadap mantan pejabat tinggi pertahanan Israel. Ini diungkapkan pada Selasa (17/9/2024) oleh badan keamanan Israel Shin Bet.

Kelompok ini menuduh Hizbullah berusaha membunuh seorang mantan pejabat keamanan dengan menggunakan ranjau antipersonel yang terbuat dari tanah liat yang dapat diledakkan dari jarak jauh.

Mereka menerbitkan foto-foto bom yang telah dibongkar dan kabel-kabel yang dibungkus dengan selotip yang diklaim menunjukkan bahwa serangan tersebut dapat dicegah pada tahap akhir. Hizbullah belum mengomentari dugaan upaya pembunuhan tersebut.

Serangan tersebut merupakan ketiga kali Beirut menjadi sasaran sejak awal permusuhan antara Israel dan Hizbullah pada 8 Oktober. Milisi Libanon meluncurkan roket ke Israel sehari sebelumnya sebagai solidaritas dengan serangan Hamas terhadap Israel selatan yang memulai perang Gaza saat ini.

Rumah sakit di seluruh Libanon kewalahan dengan masuknya pasien. Rumah sakit lapangan didirikan di kota Tirus selatan untuk menampung korban luka. Suara sirene ambulans terus terdengar di ibu kota Libanon lebih dari tiga jam setelah serangan awal.

Video pasien, termasuk anak-anak, dengan tangan hancur, luka menganga di sisi tubuh dan kepala diperban beredar di media sosial Libanon. Seorang dokter di rumah sakit Geitawi Beirut mengatakan ruang gawat darurat merawat beberapa pasien kritis.

Sumber keamanan senior mengatakan pager di seluruh negeri meledak, terutama melukai anggota Hizbullah. Mereka menambahkan bahwa badan-badan keamanan akan menyelidiki cara serangan canggih itu dilakukan. Namun pasukan saat ini sibuk memastikan orang-orang yang terluka dapat mencapai rumah sakit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *