Jakarta, Jejakpos.id – Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil mengatakan sektor pertanian adalah fokus utama pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Peningkatan anggaran pangan pada RAPBN 2025 menjadi Rp124,4 triliun menunjukkan komitmen pemerintah serta dukungan pemerintah terhadap produktivitas pangan.
Hal itu dikatakannya saat membuka Growtech Jakarta dan ProPak Indonesia, pameran industri terpadu yang menghadirkan solusi teknologi pertanian serta pemrosesan dan pengemasan berskala internasional di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (4/9/2024).
“Kehadiran Growtech Jakarta diharapkan dapat membantu mengatasi tantangan seperti perubahan iklim dan kebutuhan teknologi pertanian modern,” ujar Ali.
Ia menambahkan ekosistem digital menjadi penentu ketahanan pangan dan Smart Farming 4.0 merupakan strategi yang tepat menghadapi tantangan industri pertanian saat ini.
“Sistem pertanian terintegrasi berbasiskan teknologi digital mampu meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam proses produksi, sekaligus memberikan keuntungan kompetitif bagi para pelaku industri pertanian,” jelasnya.
Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan perubahan iklim berpotensi meningkatkan kerusakan tanaman hingga 20% di wilayah pertanian pada 2050.
Adapun World Resources Institute (WRI) memperkirakan produksi pangan dunia perlu meningkat hingga 100% untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 9 miliar penduduk dunia pada tahun tersebut.
“Karena itu, Smart Farming 4.0 menjadi solusi kunci dalam menghadapi tantangan ini,” ujar Ali.
Pameran Growtech Jakarta dan ProPak yang digelar Pamerindo Indonesia mengusung konsep From Farm to Table dan berlangsung hingga 6 September. Pameran ini menjadi platform utama bagi para pelaku industri untuk bertemu, berbagi pengetahuan, dan menjalin kemitraan.
Event Director PT Pamerindo Indonesia Meysia Stephannie menekankan pameran industri terpadu ini tidak hanya memberikan wawasan tentang teknologi terbaru, melainkan juga solusi praktis yang dapat diadopsi langsung oleh pelaku industri untuk meningkatkan daya saing industri.
“Pameran ini mendukung keberlanjutan industri dengan teknologi yang dapat memperpanjang masa simpan produk (safe life) dan mengurangi dampak lingkungan,” kata Meysia.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Asosiasi Alat dan Mesin Pertanian (Alsintani) Mindo Sianipar menambahkan sejumlah inovasi teknologi menarik hadir dalam pameran industri terpadu kali ini.
Di antaranya ialah, Drone Sprayer yang dipamerkan Alsintani, Paper Packaging Maker dari PT Hagihara Westjava Industries, dan PT Lami Packaging yang menampilkan kemasan aseptik pertama tanpa aluminium.
“Kolaborasi antara teknologi sprayer dan drone memungkinkan penyemprotan dilakukan lebih cepat dan tepat, sehingga meningkatkan efisiensi proses pertanian,” jelasnya.
Alsintani juga, kata dia, berkomitmen terus mendukung upaya setiap anggota dalam meningkatkan level mekanisasi pertanian dengan mengkolaborasikan alat dan mesin pertanian dengan teknologi terbaru.
“Pameran industri terpadu ini dapat memberikan gambaran masa depan teknologi pertanian di Indonesia yang kelak membawa ke era baru dalam efisiensi dan keberlanjutan,” pungkas Mindo.