Presiden Jokowi Bantah Keras Isu Ajakan Gabung PSI

SOLO, JEJAKPOS.ID – Dalam pusaran dinamika politik nasional yang tak pernah surut, nama Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo (Jokowi), kembali menjadi sorotan utama, khususnya terkait isu kedekatannya dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Spekulasi liar sempat berembus kencang, menuding sang Kepala Negara secara aktif menggunakan pengaruhnya untuk mengajak sejumlah tokoh politik terkemuka agar merapat dan bergabung ke PSI.

Namun, di tengah hiruk pikuk kabar tersebut, Presiden Jokowi tampil untuk memberikan klarifikasi yang tegas dan lugas. Saat berada di Solo pada hari Senin, 13 Oktober 2025, mantan Gubernur DKI Jakarta ini membantah keras tudingan yang mengaitkan dirinya sebagai dalang di balik pergerakan tokoh-tokoh politik menuju PSI. Bantahan ini ia sampaikan dengan merujuk pada prinsip fundamental yang menjadi pilar negara, yaitu demokrasi.

“Ini kan demokrasi ya,” ujar Presiden Jokowi, dengan nada yang menenangkan namun penuh ketegasan. Beliau menjelaskan bahwa keputusan seorang individu untuk bernaung di bawah bendera partai politik manapun, termasuk PSI, adalah murni panggilan hati dan pilihan bebas yang tak boleh dicampuri oleh paksaan.

“Kalau orang ingin ke PSI kan nggak bisa dipaksa-paksa,” lanjutnya, menempatkan isu ini pada koridor kebebasan berpolitik yang dijamin konstitusi.

Presiden Jokowi kemudian menutup pernyataannya dengan penekanan yang kuat mengenai transparansi dan keterbukaan era saat ini. Beliau meyakini bahwa di zaman yang serba terbuka dan mudah diakses informasinya, segala bentuk intervensi apalagi pemaksaan politik menjadi praktik yang mustahil dilakukan. “Enggak mungkin dalam era keterbukaan seperti ini,” tegas beliau

Pernyataan ini bukan hanya sekadar bantahan atas sebuah isu, melainkan sebuah penegasan ulang terhadap nilai-nilai demokrasi yang harus dijunjung tinggi. Sikap ini menunjukkan bahwa dalam pandangan Presiden Jokowi, kebebasan individu dalam menentukan afiliasi politik adalah hal yang sakral dan tidak dapat dikompromikan oleh kepentingan siapapun, termasuk oleh dirinya sendiri. Demikianlah Presiden Jokowi kembali mendinginkan suhu politik dengan menempatkan kedaulatan pilihan politik pada tangan masing-masing warga negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup