Roy Suryo CS Sambangi Komnas HAM, Pertanyakan Sikap soal Dugaan Kriminalisasi Aktivis

Avatar photo

JAKARTA, JEJAKPOS.ID – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, mendatangi Komnas HAM bersama dr. Tifauzia Tyassuma, Rismon Sianipar, dan sejumlah pendukung, Senin (11/8/2025).

Kedatangan mereka disebut sebagai langkah advokasi atas dugaan kriminalisasi terhadap 12 orang, termasuk Roy, Eggi Sudjana, Abraham Samad, dan sejumlah tokoh lainnya.

Usai pertemuan tertutup dengan pihak Komnas HAM, Roy menegaskan bahwa kedatangannya bertujuan meminta kejelasan posisi lembaga tersebut dalam menyikapi dugaan kriminalisasi yang ia alami bersama aktivis lain.

“Kami ingin tahu, Komnas HAM berdiri bersama rakyat yang dikriminalisasi atau justru melindungi kepolisian,” ujar Roy di depan Komisioner Komnas HAM dan awak media.

Dalam kesempatan itu, Roy memaparkan secara detail hasil analisisnya terkait ijazah Presiden Joko Widodo. Ia menjelaskan, pemeriksaan dilakukan dengan metode error level analysis (ELA) dan teknik forensik digital lain yang biasa digunakan untuk mendeteksi keaslian dokumen.

“Bapak-Ibu, itu masih tampak… tulisan ijazah masih terlihat, capnya, legalisasinya, logo UGM, pas foto saya juga masih terlihat. Jadi artinya ini adalah ijazah yang tidak direkayasa,” jelasnya sambil menunjukkan contoh pembanding.

Roy kemudian membandingkan hasil ELA pada bagian kiri dokumen yang ia analisis dengan dokumen asli pembanding. Menurutnya, perbedaannya sangat jelas.

“Sebelah kirinya sudah dalam bentuk ELA… buyar, Pak. Gambarnya bubar, atau dalam bahasa daerah ‘buyeh’ itu kacau, karena tampak banyak sekali rekayasanya,” ucapnya.

Tak hanya soal hasil ELA, Roy juga menyoroti ciri fisik ijazah Jokowi yang dinilainya tidak sesuai standar dokumen resmi Universitas Gadjah Mada.

“Ijazah yang asli ada emboss-nya. Ijazahnya Jokowi nggak ada emboss-nya. Ijazah saya ada emboss-nya, bahkan ada watermark ‘Universitas Gadjah Mada’ di sepanjang kertas,” tutur Roy.

Lebih lanjut, ia memaparkan adanya dugaan ketidaksesuaian pada foto di ijazah tersebut. Berdasarkan temuan warganet yang ia rujuk, foto itu justru lebih mirip dengan orang lain.

“Wajah di ijazahnya Jokowi tidak match. Justru match-nya dengan seseorang yang berinisial D.B.U., itu ditemukan oleh teman-teman netizen,” katanya.

Roy menegaskan, semua analisis yang ia lakukan dilakukan secara terbuka dan transparan, termasuk memperlihatkan dokumen pembanding kepada publik.

“Kami fair, ijazah pembandingnya kami tampilkan milik siapa, tidak seperti Bareskrim yang merahasiakan. Hasilnya, tiga ijazah pembanding ini semuanya match,” ujarnya.

Dalam pertemuan ini, Komnas HAM menyampaikan bahwa laporan mereka sudah diterima dan akan ditindaklanjuti sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Komnas HAM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *