JEJAKPOS.ID , JAKARTA – Masyarakat lagi-lagi dikejutkan dengan program satuan kerja pemerintah yang dinilai tidak masuk akal. Kali ini, program TNI Angkatan Laut yang menjadi sorotan masyarakat. Diduga, TNI AL telah merencanakan penyewaan pendengung atau buzzer dengan alokasi anggaran hingga Rp 100 Miliar.
Dugaan pengadaan buzzer muncul setelah sebuah akun di X menampilkan tangkapan layar website Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa (LKPP). Dari unggahan itu diketahui, TNI AL menawarkan paket pengadaan aplikasi Information Response System.
Unggahan itu pun sontak mendapat tanggapan luas dari warganet. Hingga Sabtu (4/1/2025), atau dua hari setelah diunggah di X, unggahan itu telah dibaca oleh lebih dari 600.000 kali, 1.600 kali dibagikan ulang, dan mendapatkan ratusan tanggapan. Tidak sedikit warganet yang mengritik program TNI AL tersebut.
Sebab, uraian pekerjaan dari paket pekerjaan itu adalah bagaimana meminimalisir opini negatif tentang TNI AL dengan menyebarkan informasi positif dengan melibatkan Key Opinion Leader (KOL). Dalam spesifikasi pekerjaan, disebutkan pula penggiringan opini dilakukan lewat akun sosial media dengan metode penyampaian informasi secara berulang dan dikenal dengan metoda buzzer.
TNI AL langsung membantah tudingan pengadaan buzzer itu. “Itu untuk membuat sistem monitoring media dan media sosial,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama I Made Wira Hadi Arsanta, Jumat (3/1/2024).
Dalam keterangan resminya, TNI AL menjelaskan bahwa aplikasi yang diingikan adalah aplikasi pengamanan informasi. TNI AL mengaku sangat membutuhkan aplikasi Information Response System untuk menjaga integritas informasi yang akan dipublikasikan.