Jawa Tengah , Jejakpos.id – Dampak dari tewasnya bos rental asal Jakarta ternyata menjadikan stigma desa Sukolilo sebagai desa tempat penadah hasil-hasil curian.
Tokoh masyarakat desa Sukolilo H. Toing mengatakan bahwa dirinya sangat perihatin dengan apa yang telah terjadi di desanya belakangan ini.
H. Toing mengatakan dampak dari kasus tersebut yang menyebabkan bos rental asal Jakarta tewas berdampak turunnya minat warga untuk berbelanja ke pasar tradisional Sukolilo.
“Saya sangat perihatin dengan apa yang telah terjadi di desa saya, banyak yang menyebut desa saya ini sebagai desa penadah, desa maling, saya sebagai tokoh masyarakat kurang setuju dengan sebutan tersebut”. Pungkas H. Toing kepada Jurnalis Jejakpos.id.
Diketahui baru-baru ini pihak Kepolisian Polres Pati melaksanakan razia terhadap kendaraaan bermotor yang tidak memiliki surat kendaaran bermotor yang lengkap.
Menanggapi hal tersebut H. Toing menjelaskan bahwa motor-motor yang tidak memiliki surat kendaraan bermotor yang lengkap tersebut bukan hasil curian yang di tampung di desa Sukolilo.
“Jadi berita yang beredar bahwa desa Sukolilo ini tempat penadah motor-motor hasil curian itu salah. Kita masyarakat disini tidak berani membeli motor tanpa surat. Warga disini emang rata-rata punya motor yang cuma stnk saja, tapi itu bukan motor hasil curian, itu motor yang pemiliknya kredit motor lalu tidak sanggup bayar kemudian pemilik motor menjualnya, kita sebutnya motor pedotan”. Ucap H. Toing.